Penyakit BLAS pada tanaman padi disebabkan oleh jamur Pyricularia grisea . Pada awalnya
penyakit ini merupakan salah satu kendala utama pada budi daya padi gogo tetapi akhirakhir ini
sudah menyebar di lahan sawah irigasi di daerahdaerah sentra produksi padi di Jawa seperti di
Karawang, Subang dan Indramayu (Jawa Barat), Pemalang, Pati, Sragen dan Banyumas (Jawa
Tengah), Lamongan, Jombang, Mojokerto, Pasuruan, Probolinggo dan Lumajang (Jawa Timur).
Jamur P. grisea dapat menyerang semua fase pertumbuhan tanaman padi mulai dari pesemaian
sampai menjelang panen. Pada fase pesemaian dan vegetative penyebab penyakit umumnya
menyerang daun sehingga disebut BLAS daun (Gambar 1 A). Pada fase tanaman tua (generative)
umumnya menyerang leher malai, malai padi, bulir padi (Gambar 1 B), ruas buku batang (Gambar 1
C) dan kolar daun (Gambar 1 D). Penyakit blas yang menyerang stadia generatif umumnya disebut
BLAS leher atau busuk leher, patah leher, tekek (Jawa Tengah), kecekik (Jawa Barat). Penyakit
BLAS tidak hanya menyerang tanaman padi, tetapi dapat menyerang tanaman lain seperti gandum,
sorgum dan spesies rumputrumputan. Pada lingkungan yang kondusif, BLAS daun kadangkadang
dapat menyebabkan kematian. Serangan BLAS leher dapat menurunkan hasil secara langsung karena
leher malai busuk dan patah sehingga pengisian terganggu dan bulir padi menjadi hampa. Serangan
pada BLAS leher dapat menyebabkan tanaman menjadi puso, seperti yang sering terjadi di daerah
endemis seperti di daerah Lampung dan Sumatera Selatan.
Biologi dan Ekologi Penyakit BLAS
Jamur P. grisea mempunyai banyak ras, rasras tersebut dapat berubah dan terbentuk ras baru dengan
cepat apabila populasi tanaman atau sifat ketahanan tanaman berubah. Pada kondisi lingkungan yang
mendukung, satu siklus penyakit BLAS yaitu dimulai ketika spora jamur menginfeksi dan
menghasilkan suatu bercak pada tanaman padi dan berakhir ketika jamur bersporulasi dan
menyebarkan spora baru melalui udara terjadi dalam sekitar 1 minggu. Selanjutnya dari satu bercak
dapat menghasilkan ratusan sampai ribuan spora dalam satu malam dan dapat terus menghasilkan
spora selama lebih dari 20 hari. Penyakit BLAS lebih menyukai kondisi periode embun yang
panjang, kelembaban yang tinggi dan temperatur malam hari sekitar 2229
oC.
Faktor lain yang mendukung perkembangan penyakit BLAS adalah pemakaian pupuk nitrogen yang
berlebihan, tanah dalam kondisi aerobik dan stres kekeringan. Pemupukan nitrogen yang tinggi
menghasilkan daun yang lunak dan terkulai sehingga lebih rentan terhadap penyakit BLAS,
sedangkan pemberian Si cenderung membantu kekerasan dan ketegakan daun. Pengaruh nitrogen
terhadap sel epidermis adalah meningkatnya permeabilitas air dan menurunnya kadar unsur Si
sehingga jamur lebih mudah melakukan penetrasi. Sumber inokulum primer di lapang adalah jerami.
Sumber inokulum benih umumnya memperlihatkan gejala awal pada persemaian. Untuk daerah
tropis, sumber inokulum selalu ada sepanjang tahun karena adanya spora di udara dan tanaman inang
alternatif selain padi.
Teknologi Pengendalian Penyakit BLAS
Mengingat banyak faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan penyakit BLAS seperti tanah,
pengairan, kelembaban, suhu, pupuk dan ketahanan varietas, maka pengendalian penyakit BLAS
yang dianjurkan adalah pengendalian secara terpadu dengan berbagai cara yang dapat menekan
perkembangan penyakit.
Pengendalian Penyakit BLAS dengan Teknik Budidaya
- Penanaman Benih sehat Pengendalian penyakit BLAS lebih efektif apabila dilakukan sedini mungkin. Mengingat jamur penyebab penyakit BLAS dapat tertular melalui benih maka sangat dianjurkan pertanaman yang terinfeksi penyakit BLAS tidak digunakan sebagai benih. Ini perlu dipersyaratkan untuk kelulusan uji sertifikasi benih guna mencegah meluasnya serangan penyakit BLAS. Untuk mencegah penularan melalui benih, maka perlu dilakukan pengobatan benih terutama dengan fungisida sistemik seperti fungisida Trisiklazole dengan dosis formulasi 35gr/kg benih. Pengobatan benih dapat dilakukan dengan cara perendaman benih (soaking) atau pelapisan benih (coating).
- Perendaman benih Benih direndam dalam larutan fungisida selama 24 jam, dan selama periode ini larutan diaduk merata setiap 6 jam. Perbandingan berat biji dan volume air adalah 1 : 2 (1 kg benih direndam dalam 2 l air larutan fungisida). Benih yang telah direndam dianginkan dalam suhu kamar diatas kertas koran dan dibiarkan sampai gabah tersebut siap disebarkan atau disemai. Pada padi sawah perendaman dalam larutan fungisida dilakukan sebelum pemeraman.
- Cara pelapisan (coating) Cara ini lebih efektif dibandingkan cara perendaman dalam hal pemakaian air, sehingga lebih cocok untuk lahan kering (gogo). Pertamatama benih dibasahi dengan cara merendam beberapa jam, kemudian ditiriskan sampai air tidak menetes lagi. Fungisida dengan dosis tertentu dicampur dengan 1 kg gabah basah dan dikocok sampai merata, gabah dikering anginkan dengan cara yang sama dengan metode perendaman, selanjutnya siap ditanam atau disemai.
- Cara tanam Untuk memberikan kondisi lingkungan yang kurang mendukung terhadap perkembangan penyakit sangat dianjurkan tanam dengan jarak tanam tidak terlalu rapat atau dengan system Legowo dan .menggunakan system pengairan secara berselang (intermitten irrigation). Sistem tersebut akan mengurangi kelembaban disekitar kanopi pertanaman, mengurangi terjadinya embun dan air gutasi dan gesekan daun antar tanaman sebagai media penularan pathogen. Pertanaman yang terlalu rapat akan menciptakan kondisi lingkungan terutama suhu, kelembaban, dan aerasi yang lebih menguntungkan bagi perkembangan penyakit. Disamping itu pada pertanaman yang rapat akan mempermudah terjadinya infeksi dan penularan dari satu tanaman ke tanaman lain.
- Pemupukan Pupuk Nitrogen berkorelasi positif dengan keparahan penyakit BLAS. Artinya pertanaman yang dipupuk Nitrogen dengan dosis tinggi menyebabkan tanaman menjadi lebih rentan dan keparahan penyakit lebih tinggi. Sebaliknya dengan pupuk Kalium menyebabkan tanaman menjadi lebih tahan terhadap penyakit BLAS. Oleh karena itu agar perkembangan penyakit dapat ditekan dan diperoleh produksi yang tinggi disarankan menggunakan pupuk N dan K secara berimbang dengan menghindari pemupukan N terlalu tinggi.
Penanaman Varietas Tahan
Penggunaan Fungisida melalui Penyemprotan Tanaman
Efikasi fungisida untuk pengobatan benih hanya bertahan 6 minggu dan selanjutnya perlu dilakukan penyemprotan tanaman. Hasil percobaan macammacam fungisida yang telah dilaksanakan pada beberapa musim menunjukkan beberapa fungisida yang efektif terhadap P. oryzae, antara lain Benomyl 50 WP, Mancozeb 80%, Carbendazim 50%, Isoprotiolan 40%, dan tricyclazole 20%. Penyemprotan dilakukan dua kali yaitu pada saat anakan maksimum dan awal berbunga. Beberapa fungisida yang dianjurkan untuk pengendalian penyakit BLAS tersaji pada Tabel 1.
Tabel 1. Fungisida untuk pengendalian penyakit BLAS melalui penyemprotan
Pencegahan
- Sanitasi lingkungan. Mengingat pathogen dapat bertahan pada inang alternative dan sisasisa tanaman maka sanitasi lingkungan sawah dengan menjaga kebersihan sawah dari gulma yang mungkin menjadi inang alternative dan membersihkan sisasisa tanaman yang terinfeksi merupakan usaha yang sangat dianjurkan.
- Pemakaian jerami sebagai kompos. Jamur P. grisea dapat bertahan pada sisasisa tanaman padi atau jerami dan benih dari pertanaman padi sebelumnya, sehingga sumber inokulum selalu tersedia dari musim ke musim. Pembenaman jerami dalam tanah sebagai kompos dapat menyebabkan miselia dan spora mati karena naiknya suhu selama proses dekomposisi.
Kiatkiat Pengendalian Penyakit BLAS:
- Gunakan varietas tahan sesuai dengan sebaran ras yang ada di daerah.
- Gunakan benih sehat.
- Hindarkan penggunaan pupuk N di atas dosis anjuran.
- Hindarkan tanam padi terusmenerus sepanjang tahun dengan varietas yang sama.
- Sanitasi lingkungan harus intensif, karena inang alternatif patogen khususnya kelompok rerumputan sangat potensial sebagai inokulum awal.
- Hindari tanam padi terlambat dari petani disekitarnya.
- Pengendalian secara dini dengan perlakuan benih sangat dianjurkan untuk menyelamatkan persemaian sampai umur 40 hari setelah sebar.
- Penyemprotan fungisida sistemik minimum sekali pada awal berbunga untuk mencegah penyakit BLAS leher dapat dianjurkan untuk daerah endemik BLAS.
- Hindarkan jarak tanam rapat (sebar langsung).
- Pemakaian jerami sebagai kompos.